Nasib mantan Presiden Perancis Jacques Chirac sungguh tragis. Ia terhitung sebagai presiden yang sangat dicintai rakyatnya. Namun , sekarang , beliau harus diadili.
Chirac yang dua kali menjabat Presiden Perancis , 1995-2007 , bahkan kini—menurut jajak pendapat Ifop yang dibentuk untuk majalah Paris Match—adalah politisi terpopuler.
Namun , masalah yang mengakibatkan beliau harus diadili , memang , tidak berkait dengan duduk masalah yang muncul saat ia masih menjabat presiden. Dulu , saat menjabat presiden , ia tidak bisa diutik-utik alasannya sebagai presiden memiliki kekebalan hukum.
Menurut isu yang diturunkan koran ini hari Sabtu kemudian , Chirac bakal menghadapi sidang terkait dengan 21 kontrak palsu tatkala beliau menjabat Wali Kota Paris. Chirac dituding memperlihatkan pekerjaan kepada sekutunya sebagai penasihat dan dibayar oleh Balaikota Paris meskipun tolong-menolong mereka bekerja untuk partai politik sayap kanan Chirac.
Apa yang terjadi di Perancis menimpa Chirac dan sembilan mantan pembantunya tolong-menolong terjadi di banyak negara. Di sini ada penyalahgunaan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan dan laba diri bisa juga dimasukkan dalam pengertian korupsi.
Korupsi , setrik sederhana , bisa diMaknakan sebagai upaya menggunakan kemampuan campur tangan alasannya posisinya untuk menyalahgunakan informasi , keputusan , imbas , uang , atau kekayaan untuk kepentingan , laba dirinya.
Memang , korupsi tidak bisa dipisahkan dari interaksi kekuasaan. Mengutip pendapat Hannah Arendt , orang yang terjun di dunia politik masih dengan mentalitas animal laborans , di mana orientasi kebutuhan hidup dan obsesi bakal siklus produksi-konsumsi sangat lebih banyak didominasi , cenderung mengakibatkan politik sebagai kawasan mata pencarian utama.
Politik yaitu salah satu modalitas yang mendorong pelaku politik—pejabat—korupsi. Ada sebuah pepatah usang yang berbunyi ”pembusukan budpekerti (korupsi) dari orang tertinggi kedudukannya yaitu yang paling jelek”.
Bukankah hidup bermoral tidak hanya untuk filsuf dan andal ilmu ketuhanan , tetapi juga bagi andal sosiologi dan politik? Karena itu , korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi merupakan tindakan yang terjelek.
Terlepas nanti terbukti Chirac benar atau salah , tetapi apa yang dilakukan pengadilan di Perancis yaitu suatu tindakan yang patut diacungi jempol. Tidak ada diskriminasi di hadapan aturan , tidak berhenti pada pernyataan kosong , tetapi benar-benar dilakukan.
Keadilan harus ditegakkan Agar dunia tidak hancur binasa. Begitu kata pepatah.
Chirac yang dua kali menjabat Presiden Perancis , 1995-2007 , bahkan kini—menurut jajak pendapat Ifop yang dibentuk untuk majalah Paris Match—adalah politisi terpopuler.
Namun , masalah yang mengakibatkan beliau harus diadili , memang , tidak berkait dengan duduk masalah yang muncul saat ia masih menjabat presiden. Dulu , saat menjabat presiden , ia tidak bisa diutik-utik alasannya sebagai presiden memiliki kekebalan hukum.
Menurut isu yang diturunkan koran ini hari Sabtu kemudian , Chirac bakal menghadapi sidang terkait dengan 21 kontrak palsu tatkala beliau menjabat Wali Kota Paris. Chirac dituding memperlihatkan pekerjaan kepada sekutunya sebagai penasihat dan dibayar oleh Balaikota Paris meskipun tolong-menolong mereka bekerja untuk partai politik sayap kanan Chirac.
Apa yang terjadi di Perancis menimpa Chirac dan sembilan mantan pembantunya tolong-menolong terjadi di banyak negara. Di sini ada penyalahgunaan kekuasaan. Penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan dan laba diri bisa juga dimasukkan dalam pengertian korupsi.
Korupsi , setrik sederhana , bisa diMaknakan sebagai upaya menggunakan kemampuan campur tangan alasannya posisinya untuk menyalahgunakan informasi , keputusan , imbas , uang , atau kekayaan untuk kepentingan , laba dirinya.
Memang , korupsi tidak bisa dipisahkan dari interaksi kekuasaan. Mengutip pendapat Hannah Arendt , orang yang terjun di dunia politik masih dengan mentalitas animal laborans , di mana orientasi kebutuhan hidup dan obsesi bakal siklus produksi-konsumsi sangat lebih banyak didominasi , cenderung mengakibatkan politik sebagai kawasan mata pencarian utama.
Politik yaitu salah satu modalitas yang mendorong pelaku politik—pejabat—korupsi. Ada sebuah pepatah usang yang berbunyi ”pembusukan budpekerti (korupsi) dari orang tertinggi kedudukannya yaitu yang paling jelek”.
Bukankah hidup bermoral tidak hanya untuk filsuf dan andal ilmu ketuhanan , tetapi juga bagi andal sosiologi dan politik? Karena itu , korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi merupakan tindakan yang terjelek.
Terlepas nanti terbukti Chirac benar atau salah , tetapi apa yang dilakukan pengadilan di Perancis yaitu suatu tindakan yang patut diacungi jempol. Tidak ada diskriminasi di hadapan aturan , tidak berhenti pada pernyataan kosong , tetapi benar-benar dilakukan.
Keadilan harus ditegakkan Agar dunia tidak hancur binasa. Begitu kata pepatah.
TAJUK RENCANA
0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Keadilan Harus Ditegakkan"