Komisi Pemilihan Independen Afganistan tetapkan pemungutan babak kedua pemilihan presiden 7 November dibatalkan.
Komisi pemilihan juga menyatakan , Hamid Karzai yang dikala ini masih menjabat presiden sebagai pemenang. Dengan keputusan KPU Afganistan ini , setidaknya drama pemilu presiden , yang sudah membuat negara kalut selama dua bulan , berakhir. Sekadar catatan , KPU membuat keputusan tersebut sehari sehabis kandidat presiden lain , Abdullah Abdullah , mundur dari arena pilpres.
Menarik mencatat alasan yang dikemukakan Ketua KPU Azizullah Ludin untuk membatalkan putaran kedua. Ludin menyebutkan , penghapusan dilakukan Agar negara dapat berhemat , dan selain itu juga pertimbangan keamanan. Disadari bahwa menyelenggarakan pemungutan bunyi di tengah maraknya perlawanan Taliban sangat tidak aman.
Menyusul keputusan KPU Afganistan , Pemerintah AS menunjukkan ucapan selamat kepada presiden terpilih. Sekjen PBB Ban Ki-moon yang datang di Kabul menyatakan , proses pilpres di Afganistan telah berlangsung sulit dan mendesak Karzai membentuk pemerintahan yang didukung rakyat Afganistan dan komunitas internasional.
Ya , kita pun menyimak , pilpres di Afganistan 20 Agustus silam lalu berlangsung sulit. Pilpres juga ditandai jatuhnya korban di pihak AS dan sekutunya yang ikut berperang di Afganistan melawan Taliban , sementara sesama warga Afganistan sendiri dilanda perselisihan sehabis ditemukan pemalsuan surat bunyi dalam jumlah besar yang menunjukkan kemenangan kepada Karzai.
Dari perkembangan itu , di kalangan pendukung Karzai pun muncul kebimbangan. Kalau sekadar mengacu pada proses demokrasi , hasil yang ada mengurangi dapat dipercaya dan legitimasi Karzai. Namun , pada sisi lain , AS masih membutuhkan sosok Karzai untuk mendukung perangnya melawan Taliban dan Al Qaeda.
Atas dasar itu , hal yang sekarang disarankan dilakukan AS yaitu membantu Karzai mendapat pemberian rakyat. Meski AS dalam kurun delapan tahun terakhir telah menghabiskan seperempat triliun dollar di Afganistan , perkembangan negara masih terseok-seok oleh sejumlah faktor. Kondisi yang kurang menggembirakan inilah yang harus diubah Karzai dalam masa jabatan baru.
Tanpa itu , dan kondisi rakyat Afganistan tidak terangkat , semakin sulit memulihkan dapat dipercaya Karzai. Kalau begitu keadaannya , ia tidak saja bakal berat menghadapi Taliban , tetapi juga ketidakpuasan di kalangan rakyatnya sendiri.
Kini , pendukung Karzai tengah berpesta merayakan kemenangan. Namun , esok hari , Sang Presiden Terpilih sudah harus tancap gas untuk memulihkan citranya , memperbaiki perikehidupan rakyat , dan membebaskan negaranya dari kemungkinan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
Komisi pemilihan juga menyatakan , Hamid Karzai yang dikala ini masih menjabat presiden sebagai pemenang. Dengan keputusan KPU Afganistan ini , setidaknya drama pemilu presiden , yang sudah membuat negara kalut selama dua bulan , berakhir. Sekadar catatan , KPU membuat keputusan tersebut sehari sehabis kandidat presiden lain , Abdullah Abdullah , mundur dari arena pilpres.
Menarik mencatat alasan yang dikemukakan Ketua KPU Azizullah Ludin untuk membatalkan putaran kedua. Ludin menyebutkan , penghapusan dilakukan Agar negara dapat berhemat , dan selain itu juga pertimbangan keamanan. Disadari bahwa menyelenggarakan pemungutan bunyi di tengah maraknya perlawanan Taliban sangat tidak aman.
Menyusul keputusan KPU Afganistan , Pemerintah AS menunjukkan ucapan selamat kepada presiden terpilih. Sekjen PBB Ban Ki-moon yang datang di Kabul menyatakan , proses pilpres di Afganistan telah berlangsung sulit dan mendesak Karzai membentuk pemerintahan yang didukung rakyat Afganistan dan komunitas internasional.
Ya , kita pun menyimak , pilpres di Afganistan 20 Agustus silam lalu berlangsung sulit. Pilpres juga ditandai jatuhnya korban di pihak AS dan sekutunya yang ikut berperang di Afganistan melawan Taliban , sementara sesama warga Afganistan sendiri dilanda perselisihan sehabis ditemukan pemalsuan surat bunyi dalam jumlah besar yang menunjukkan kemenangan kepada Karzai.
Dari perkembangan itu , di kalangan pendukung Karzai pun muncul kebimbangan. Kalau sekadar mengacu pada proses demokrasi , hasil yang ada mengurangi dapat dipercaya dan legitimasi Karzai. Namun , pada sisi lain , AS masih membutuhkan sosok Karzai untuk mendukung perangnya melawan Taliban dan Al Qaeda.
Atas dasar itu , hal yang sekarang disarankan dilakukan AS yaitu membantu Karzai mendapat pemberian rakyat. Meski AS dalam kurun delapan tahun terakhir telah menghabiskan seperempat triliun dollar di Afganistan , perkembangan negara masih terseok-seok oleh sejumlah faktor. Kondisi yang kurang menggembirakan inilah yang harus diubah Karzai dalam masa jabatan baru.
Tanpa itu , dan kondisi rakyat Afganistan tidak terangkat , semakin sulit memulihkan dapat dipercaya Karzai. Kalau begitu keadaannya , ia tidak saja bakal berat menghadapi Taliban , tetapi juga ketidakpuasan di kalangan rakyatnya sendiri.
Kini , pendukung Karzai tengah berpesta merayakan kemenangan. Namun , esok hari , Sang Presiden Terpilih sudah harus tancap gas untuk memulihkan citranya , memperbaiki perikehidupan rakyat , dan membebaskan negaranya dari kemungkinan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
TAJUK RENCANA
0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Simpulan Pilpres Afganistan"