Seiring dengan maraknya kasus penahanan dua unsur pimpinan nonaktif KPK , Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto , muncul derma luas dan sangat besar.
Dukungan muncul dari banyak sekali kalangan , mulai dari tokoh masyarakat , organisasi masyarakat , hingga masyarakat luas , di dalam dan luar negeri. Selain mewujud di jagat riil menyerupai demo , derma juga mewujud di jagat maya (virtual). Senin (2/11) , derma melalui situs jejaring sosial Facebook dilaporkan sudah mendekati 300.000.
Fakta di atas meneguhkan setidaknya dua hal. Yang pertama , derma terhadap Chandra dan Bibit dari banyak sekali kalangan sangat besar. Ini mungkin di luar dugaan otoritas pemerintahan yang mengambil keputusan penahanan kedua tokoh KPK di atas. Berikutnya , kita melihat bahwa derma tersebut telah melintas batas , tidak hanya di dunia riil , tetapi juga di dunia maya , yang hari-hari ini semakin besar pengaruhnya.
Kini , masyarakat Indonesia juga telah menjadi masyarakat multimedia. Ini berMakna , dalam memperoleh informasi , masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan media usang menyerupai surat kabar dan televisi serta radio , tetapi juga internet dan seluler.
Memang sebagian , khususnya yang berusia setengah baya atau lebih bau tanah , masih lebih familier dengan media lama. Akan tetapi , masyarakat muda , atau yang lahir di selesai 1980-an dan awal 1990-an ke atas , umumnya lebih erat dengan media digital. Inilah generasi digital.
Mereka inilah yang kini banyak mengambil prakarsa di ranah online. Ada yang punya obsesi di bidang bisnis , ada yang asyik menekuni teknologi , tetapi tidak sedikit pula yang antusias memanfaatkan jejaring sosial untuk mendukung satu tujuan usaha atau harapan luhur. Mendukung KPK yang sejauh ini dipandang sebagai instrumen efektif untuk pemberantasan korupsi , juga dua unsur pimpinannya yang dinilai diperlakukan tidak adil , termasuk dalam apa yang dipersepsikan sebagai upaya luhur.
Mereka yang menggalang derma melalui jejaring sosial online , selain mendapat pendukung , juga mendapat komentar yang blakblakan , memberi kesan bahwa yang disampaikan ialah bunyi hati nurani. Harus diakui , kini ini lingkup penggunaan media gres semakin luas. Dulu kita mulai menyaksikan pemanfaatan seluler , juga pengiriman informasi melalui laptop , dari daerah Gedung dewan perwakilan rakyat menjelang puncak gerakan reformasi Mei 1998.
Di pengujung dekade pertama periode ke-21 , sudah umum politisi yang turun dalam pemilihan memanfaatkan media gres untuk kampanyenya. Kandidat Presiden AS Barack Obama ialah contohnya.
Jadi , jikalau untuk KPK dan dua unsur pimpinannya kini mengalir derma via internet dan SMS , maka itulah wujud derma dari masyarakat gres , yang tersebar di banyak sekali penjuru dunia , dari rentang usia yang amat bermacam-macam , dan tentunya merupakan aspirasi yang sulit diabaikan.
Dukungan muncul dari banyak sekali kalangan , mulai dari tokoh masyarakat , organisasi masyarakat , hingga masyarakat luas , di dalam dan luar negeri. Selain mewujud di jagat riil menyerupai demo , derma juga mewujud di jagat maya (virtual). Senin (2/11) , derma melalui situs jejaring sosial Facebook dilaporkan sudah mendekati 300.000.
Fakta di atas meneguhkan setidaknya dua hal. Yang pertama , derma terhadap Chandra dan Bibit dari banyak sekali kalangan sangat besar. Ini mungkin di luar dugaan otoritas pemerintahan yang mengambil keputusan penahanan kedua tokoh KPK di atas. Berikutnya , kita melihat bahwa derma tersebut telah melintas batas , tidak hanya di dunia riil , tetapi juga di dunia maya , yang hari-hari ini semakin besar pengaruhnya.
Kini , masyarakat Indonesia juga telah menjadi masyarakat multimedia. Ini berMakna , dalam memperoleh informasi , masyarakat tidak lagi hanya mengandalkan media usang menyerupai surat kabar dan televisi serta radio , tetapi juga internet dan seluler.
Memang sebagian , khususnya yang berusia setengah baya atau lebih bau tanah , masih lebih familier dengan media lama. Akan tetapi , masyarakat muda , atau yang lahir di selesai 1980-an dan awal 1990-an ke atas , umumnya lebih erat dengan media digital. Inilah generasi digital.
Mereka inilah yang kini banyak mengambil prakarsa di ranah online. Ada yang punya obsesi di bidang bisnis , ada yang asyik menekuni teknologi , tetapi tidak sedikit pula yang antusias memanfaatkan jejaring sosial untuk mendukung satu tujuan usaha atau harapan luhur. Mendukung KPK yang sejauh ini dipandang sebagai instrumen efektif untuk pemberantasan korupsi , juga dua unsur pimpinannya yang dinilai diperlakukan tidak adil , termasuk dalam apa yang dipersepsikan sebagai upaya luhur.
Mereka yang menggalang derma melalui jejaring sosial online , selain mendapat pendukung , juga mendapat komentar yang blakblakan , memberi kesan bahwa yang disampaikan ialah bunyi hati nurani. Harus diakui , kini ini lingkup penggunaan media gres semakin luas. Dulu kita mulai menyaksikan pemanfaatan seluler , juga pengiriman informasi melalui laptop , dari daerah Gedung dewan perwakilan rakyat menjelang puncak gerakan reformasi Mei 1998.
Di pengujung dekade pertama periode ke-21 , sudah umum politisi yang turun dalam pemilihan memanfaatkan media gres untuk kampanyenya. Kandidat Presiden AS Barack Obama ialah contohnya.
Jadi , jikalau untuk KPK dan dua unsur pimpinannya kini mengalir derma via internet dan SMS , maka itulah wujud derma dari masyarakat gres , yang tersebar di banyak sekali penjuru dunia , dari rentang usia yang amat bermacam-macam , dan tentunya merupakan aspirasi yang sulit diabaikan.
TAJUK RENCANA
0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Tunjangan Dari Jagat Maya"