Sebagai aktivitas 100 hari pertama , pemerintah tetapkan 15 aktivitas pilihan sebagai aktivitas prioritas Kabinet Indonesia Bersatu II.
Tampaknya kali ini pemerintah mencoba realistis untuk tidak terlalu muluk-muluk; aktivitas kerja 100 hari pertama , khususnya di bidang ekonomi , lebih banyak diisi dengan penyusunan rencana induk dan cetak biru program-program pembangunan yang bakal dijalankan pemerintah pada 2009-2014.
Meminjam istilah Menko Perekonomian Hatta Rajasa , aktivitas yang dijabarkan lebih lanjut dalam 53 rencana agresi pada 100 hari pertama lebih ditujukan untuk menjebol banyak sekali sumbatan yang ada di bidang ekonomi.
Bagaimana aktivitas itu dijalankan , bakal menjadi indikator dan barometer awal kinerja kabinet. Namun , bila dicermati , sebagian besar dari aktivitas tersebut rasanya juga bukan barang gres dan terkait masalah-masalah usang yang sampai kini belum sepenuhnya mendapat jalan keluar atau mengalami kemajuan berMakna.
Di bidang ekonomi , kecuali revitalisasi industri pertahanan , kedelapan aktivitas prioritas lain yang mencakup kelistrikan; produksi dan ketahanan pangan; revitalisasi pabrik pupuk dan pabrik gula; pembenahan tata ruang dan fungsi lahan; pembenahan infrastruktur; pengembangan perjuangan mikro , kecil , menengah , dan kredit perjuangan rakyat; pembiayaan dan investasi; serta penguatan sinergi pusat-daerah; semuanya ada dalam daftar inventarisasi perkara lama.
Demikian pula aktivitas lain , ibarat penanggulangan terorisme , aktivitas perubahan iklim dan lingkungan , reformasi pendidikan , reformasi kesehatan , dan kesiagaan penanggulangan bencana. Tantangan di bidang politik , sosial , dan keamanan tak kalah beratnya. Di bidang politik dan aturan , perkara Komisi Pemberantasan Korupsi versus kepolisian dan kejaksaan , serta perkara Bank Century , menjadi kerikil ujian pertama dari janji pemerintah untuk membasmi durjana aturan di Indonesia.
Melihat begitu kompleksnya dilema dan menyidik capaian pemerintah untuk mengurai dilema dimaksud selama masa kabinet sebelumnya , mungkin kita tidak dapat berharap terlalu banyak bakal adanya perubahan atau terobosan besar dalam 100 hari. Lebih-lebih dengan sebagian besar menteri ialah pejabat gres sehingga mungkin diharapkan apa yang disebut periode mencar ilmu dan pengenalan medan.
Bagi masyarakat , pelaku perjuangan , dan investor , yang lebih penting dalam 100 hari pertama mungkin ialah sinyal solid bahwa kabinet kini ini bakal dapat bekerja efektif dan serius dalam menjalankan program-program prioritas dan mengurai benang kusut yang ada.
Di sinilah dituntut profesionalisme dan kreativitas kebijakan dari segenap menteri kabinet dan jajarannya , terutama di tengah kondisi global dan juga dalam negeri yang kurang aman ketika ini. Selamat bekerja.
Tampaknya kali ini pemerintah mencoba realistis untuk tidak terlalu muluk-muluk; aktivitas kerja 100 hari pertama , khususnya di bidang ekonomi , lebih banyak diisi dengan penyusunan rencana induk dan cetak biru program-program pembangunan yang bakal dijalankan pemerintah pada 2009-2014.
Meminjam istilah Menko Perekonomian Hatta Rajasa , aktivitas yang dijabarkan lebih lanjut dalam 53 rencana agresi pada 100 hari pertama lebih ditujukan untuk menjebol banyak sekali sumbatan yang ada di bidang ekonomi.
Bagaimana aktivitas itu dijalankan , bakal menjadi indikator dan barometer awal kinerja kabinet. Namun , bila dicermati , sebagian besar dari aktivitas tersebut rasanya juga bukan barang gres dan terkait masalah-masalah usang yang sampai kini belum sepenuhnya mendapat jalan keluar atau mengalami kemajuan berMakna.
Di bidang ekonomi , kecuali revitalisasi industri pertahanan , kedelapan aktivitas prioritas lain yang mencakup kelistrikan; produksi dan ketahanan pangan; revitalisasi pabrik pupuk dan pabrik gula; pembenahan tata ruang dan fungsi lahan; pembenahan infrastruktur; pengembangan perjuangan mikro , kecil , menengah , dan kredit perjuangan rakyat; pembiayaan dan investasi; serta penguatan sinergi pusat-daerah; semuanya ada dalam daftar inventarisasi perkara lama.
Demikian pula aktivitas lain , ibarat penanggulangan terorisme , aktivitas perubahan iklim dan lingkungan , reformasi pendidikan , reformasi kesehatan , dan kesiagaan penanggulangan bencana. Tantangan di bidang politik , sosial , dan keamanan tak kalah beratnya. Di bidang politik dan aturan , perkara Komisi Pemberantasan Korupsi versus kepolisian dan kejaksaan , serta perkara Bank Century , menjadi kerikil ujian pertama dari janji pemerintah untuk membasmi durjana aturan di Indonesia.
Melihat begitu kompleksnya dilema dan menyidik capaian pemerintah untuk mengurai dilema dimaksud selama masa kabinet sebelumnya , mungkin kita tidak dapat berharap terlalu banyak bakal adanya perubahan atau terobosan besar dalam 100 hari. Lebih-lebih dengan sebagian besar menteri ialah pejabat gres sehingga mungkin diharapkan apa yang disebut periode mencar ilmu dan pengenalan medan.
Bagi masyarakat , pelaku perjuangan , dan investor , yang lebih penting dalam 100 hari pertama mungkin ialah sinyal solid bahwa kabinet kini ini bakal dapat bekerja efektif dan serius dalam menjalankan program-program prioritas dan mengurai benang kusut yang ada.
Di sinilah dituntut profesionalisme dan kreativitas kebijakan dari segenap menteri kabinet dan jajarannya , terutama di tengah kondisi global dan juga dalam negeri yang kurang aman ketika ini. Selamat bekerja.
TAJUK RENCANA
0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Agenda 100 Hari Kabinet"