Juara Piala Raja, ditawar Rp 50 juta. Ini perawatannya sebelum lomba |
Menjuarai lomba memang sudah sering dialaminya, baik bersama lovebird Rose maupun gaco orbitannya yang lain.
“Tetapi setiap pemain tahu, prestise dan gaung Piala Raja terperinci berbeda sekali. Makara aku benar-benar bahagia, bangga, dan bersyukur sekali. Teman-teman juga bilang, susah mengulangi prestasi ibarat ini lagi. Mungkin ini memang sedang harinya lovebird Rose,” ungkapnya merendah.
Sebagaimana burung jawara di even akbar lainnya, anjuran untuk meminang Rose pun berdatangan dari aneka macam kalangan. Salah satunya tiba dari seseorang yang langsu membuka harga Rp 50 juta.
“Jumlah itu sesungguhnya cukup besar bagi saya. Tetapi hati kecil aku berkata, jangan dilepas dulu. Ya, dikala ini, aku mesti mengikuti kata hati dulu,” tambahnya.
Satu hal yang membuatnya makin gembira ialah Rose merupakan salah satu lovebird hasil breeding dari kandangnya sendiri. Om Eko sudah banyak menghasilkan lovebird berprestasi dari kandangnya.
“Sebagian besar sudah berpindah tangan alias dibeli lovebird lovers di aneka macam daerah, termasuk ke Bali, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi,” kata Om Eko.
Di kediamannya, Jalan Ledoksari, Jebres, terdapat 60 sangkar indukan lovebird. Dari jumlah tersebut, 15 pasang induk merupakan lovebird basis bunyi trah juara, termasuk indukan lovebird Rose.
Selebihnya merupakan pasangan induk lovebird basis warna, mulai dari lutino, pastel, blorok, hingga yang sedang ngetren dikala ini: parblue dan biola.
Om Eko tidak ingat persis semenjak kapan menjadi breeder lovebird. Lha, kok gitu? “Ya, semenjak aku masih kecil, ketika lovebird belum sepopular sekarang, di rumah sudah ada sangkar serta pasangan induk lovebird,” jawabnya.
Om Eko memang mewarisi penangkaran lovebird dari ayahnya. Selain lovebird, ayahnya juga dikenal sebagai penangkar burung derkuku. Ilmu breeding sang ayah menetes pada anaknya. “Saya tinggal meneruskan breeding lovebird dan derkuku yang sudah dijalankan Bapak selama bertahun-tahun,” kata Om Eko.
Yang membedakan abad ayahnya dan dirinya ialah tren lovebird mengalami perkembangan sangat pesat, terutama untuk lovebird basis warna.
“Saya harus mengikuti perkembangan terbaru, di mana lovebird parblue dan biola sedang ngetren. Belum banyak peternak yang menyebarkan dua jenis ini, sehingga harganya pun masih sangat tinggi,” tambah Om Eko.
Demikian pula lovebird basis suara, di mana abjad paling dicari ialah burung yang rajin bunyi dengan durasi panjang. Berbekal pengalamannya yang cukup lama, Om Eko terus menyilangkan bermacam-macam lovebird basis bunyi untuk menghasilkan abjad sesuai yang diharapkan dalam lomba.
Dari 15 pasangan induk lovebird basis suara, Om Eko merasa puas alasannya sebagian besar anakannya memiliki kualitas oke, termasuk lovebird Rose yang menjadi puncak pencapaiannya selama ini.
Saat ini Om Eko LMS sedang menambah bahan indukan, khususnya lovebird jantan. Syaratnya sama ibarat pejantan-pejantan lain di kandangnya, yaitu rajin bunyi dan ngekeknya panjang-panjang.
Tak gampang memang untuk mencari pejantan dengan kualifikasi ibarat itu, alasannya jarang sekali lovebird induk jantan yang diturunkan ke arena lomba.
Penjemuran hingga pukul 12.00
Pengin tahu bagaimana Om Eko merawat dan menyiapkan lovebird untuk lomba? Sebenarnya cukup sederhana. Menurut dia, kuncinya ada pada mandi dan jemur.
“Lovebird lomba memang membutuhkan durasi penjemuran yang cukup. Asupan pakan relatif sama, ada bijian yang lazim buat lovebird ibarat milet dan canary seed, gabah merah, dan jewawut,” kata Om Eko.
Untuk extra fooding (EF), beliau memperlihatkan jagung muda seminggu sekali, sayuran, dan asinan. Untuk asinan, beliau biasa memakai yang sudah jadi (bubuk halus).
Biasanya, para pemain menjemur lovebirdnya dengan durasi 30 menit hingga dua jam. Tetapi tidak demikian dengan Om Eko LMS. Setelah mandi pagi, burung dianginkan sejenak, lalu dijemur hingga pukul 12.00.
“Logikanya sederhana saja. Habitat orisinil lovebird itu kan di Afrika, tentu terbiasa dong dengan panas. Nah, dari situlah aku berani menjemur lovebird dengan durasi cukup lama, hingga jam duabelas
semoga mengispirasi
disunting dari www.omkicau.com
0 Response to "Juara Piala Raja, Ditawar Rp 50 Juta. Ini Perawatannya Sebelum Lomba"