Untuk mencetak murai watu materi supaya menjadi seekor jawara kondang, butuh ketelatenan dan kegigihan dalam mencari karakter. Untuk mendapat setelan yang pas, butuh telaten.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memuluskan jalan menuju jalur prestasi. Seperti yang dilakukan Mr. Ateng, pemilik Kelud. Pemain satu ini menentukan jalur mencetak prestasi bersama murai watu yang dipolesnya semenjak bahan.
Baginya, cara ini lebih mempunyai tantangan tersendiri serta kebangaan yang tak ternilai. “Hingga kini sudah sekitar delapan bulan. Keberhasilan mencetak prestasi di lapangan merupakan pujian tersendiri. Apalagi memoles burung bahan.
Memilih murai watu dari sangkar breeding juga membantu gerakan konservasi. Dimana ke depan burung lokal menyerupai murai watu dibutuhkan memakai ring, dengan perkiraan dihasilkan dari peternak.
Tips merawat Murai Batu Bakalan Supaya Moncer dilomba
1. Pola perawatan bisa dimulai dengan rutinitas mandi dan jemur.
Selama belum terdengar bunyi kicauannya, contoh perawatan masih relatif normal. Yakni jemur sekitar dua jam dan mandi memakai kolam kerambah.
2. Ekstra fooding menyerupai jangrik dan kroto juga diberikan.
Lazimnya jangkrik diberikan dalam porsi tiga ekor. Masing – masing diberikan pagi dan sore. Kroto higienis satu sendok teh, tahap awal berikan dua kali dalam sepekan.
3. Setelah berkicau
Di awal perawatan masih relatif wajar. Bila sudah mulai berkicau maka settingan mulai diubahsuaikan untuk mengkondisikan burung untuk tarung. Juga perlu diingat pemasteran menjadi sajian wajib untuk mengisi variasi lagu dari amunisi ini.
4. Pemasteran dan sangkar umbaran
Umumnya, para pemain murai watu dilengkapi dengan sejumlah burung master. Diantaranya cililin, colibiri, cucak jenggot dan sejumlah masteran lainnya. Pola latihan yang juga sering dilakukan pemain murai watu yakni sangkar umbaran. “Latihan terbang dalam sangkar umbaran relatif berguna. Karena untuk melatih stamina dan nafas burung supaya bisa panjang,” ujar Wahyu, salah seorang pemain murai watu asal Bojonegoro.
Kebutuhan nafas yang panjang relatif besar, pasalnya murai watu di abad kini dibutuhkan sebuah kemampuan untuk melantunkan lagu secara ngerol. Tidak sekadar lagu tembakan. “Murai watu kini jika sekadar punya tembakan, sulit menandingi lawannya yang lagunya komplit dengan tembakan dan ngerol”.
Untuk melatihnya bisa dilakukan secara bertahap. Mulai terbang dengan hitungan sedikit sampai pada hitungan maksimal sesuai kemampuan dari sang burung. Menurut sejumlah perawat murai batu, terbang di sangkar umbaran juga mempunyai kegunaan untuk relaksasi sehabis burung tamat lomba.
5. Makanan pendukung
Menu yang diberikan untuk lomba antara lain, kroto, jangkrik, cacing dan ulat hongkong. Menurut Ateng, kroto dan dua ulat hongkong diberikan pada malam menjelang lomba. Jangkrik lima ekor dan menjelang main cacing juga dikonsumsikan.
“Fungsi cacing diberikan menjelang lomba untuk menstabilkan birahi supaya tidak terlalu over”. Ada sejumlah ekstra fooding yang menjadi pantangan yakni ulat kandang. “Kalau dikasih ulat sangkar justru terlalu birahi, enggak mau bunyi hanya main gaya”.
Kini, perlahan tapi niscaya prestasi mulai digenggaman. Baru – gres ini, Kelud berhasil meraih prestasi bergengsi di Danramil Cup – Malang. “Lega rasanya bisa meraih juara, apalagi contoh rawatan dan setelan lomba hasil dari mencari sendiri semenjak Kelud masih jadi bahan”.
Sedangkan untuk menjaga kesehatan serta kondisi burung, sejumlah multivitamin bisa dikonsumsikan. Multivitamin mempunyai banyak manfaat. Satu diantaranya menjaga supaya kualitas bunyi burung tetap jernih kristal. Sehingga, lagu yang dilantunkan bisa tembus meskipun berada di tengah hiruk pikuk lomba.
semoga bermanfaat
disunting dari http://www.mediaronggolawe.com
0 Response to "5 Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Menciptakan Murai Materi Menjadi Moncer Dilomba"